Home >>Blog >Jalan-jalan

Terry Endropoetro's avatar

Gelang Jenitri dari Kebumen

Gelang ini berupa untaian manik-manik berwarna coklat dengan permukaan bergerigi. Tak bisa dianggap biasa saja, karena ternyata manik-manik itu merupakan biji buah yang memiliki sejarah dan khasiat untuk kesehatan lahir maupun batin.

Penampilan pohon di depan saya sepertinya biasa saja yang tumbuh di pinggiran sawah. Daunnya tak terlalu lebar. Bentuknya memanjang dan meruncing di ujungnya. Beberapa buah berwarna ungu, menyembul di atara daun.

“Itu pohon Jenitri,” kata Eko Puswanto, yang menemani saya berjalan menyusuri pematang sawah dan saya belum paham juga apa keistimewaan pohon itu.

DIBAWA DARI NEGERI SEBERANG
India, bagian Barat Australia, sampai kepulauan Kaledonia Baru di Pasifik Barat merupakan habitat asli pohon Jenitri (Eleaocarpus angustifolius). Konon, pedagang dari India menanam bibit pohon ini di kawasan Kauman, Kebumen, yang kemudian malah dibudidayakan olah masyarakat setempat.

Di India, pohon Jenitri dikenal dengan sebutan Rudraksha. Sementara oleh masyarakat kita lebih dikenal dengan Ganistri, Genistri, atau Jenistri. Butiran bijinya digunakan sebagai untaian gelang, kalung, tasbih, atau rosario.

Biji Jenitri juga sering dicari orang untuk melakukan ritual. Bahkan walau bukan hal wajib, biji Jenitri digunakan juga dalam Ngaben, ritual pembakaran jenazah umat Hindu. Karena bila dibakar, biji Jenitri menghasilkan bara yang cukup awet.

Menurut penelitian, diuntai menjadi satu rangkaian, butiran-butiran itu akan saling beradu akan menimbulkan ritme tersendiri. Gesekannya mengeluarkan energi elektromagnet yang bisa membuat pemakainnya merasa rileks. Secara logika, hal ini akan menimbulkan rasa rasa rileks.

Bila kita dalam keadaan rilkes, otomatis peredaran darah lancar. Dengan ketenangan pikiran, rasa khawatir bisa dihalau, dan konsentrasi pun meningkat. Konon, mengkonsumsi air rendaman biji Jenitri dalam waktu tertentu, mampu meluruhkan lemak. Nah, bagi yang ingin tubuh langsing semampai boleh mencoba, tapi jangan lupa olahraga ya.

HITUNG 1 SAMPAI 30
Menurut Darsono, pemasok biji Jenitri, harga Jenitri beragam, mulai Rp20 sampai Rp50.000 per biji. Selain kualitas, yang membedakan harga adalah ukuran dan jumlah alur (mukhi) yang terlihat di permukaan biji.

Biji Jenitri yang dipakai untuk perhiasan memiliki ukuran 0,5 - 2 cm. Mukhi pada biji Jenitri yang masih muda akan tampak samar, bahkan tak terlihat bagi mata orang awam seperti saya. Semakin tua dan semakin besar ukuran biji, mukhi pun akan tampak jelas.

Biji Jenitri bisa hanya memiliki 1 mukhi, belasan, bahkan ada yang memiliki 30 mukhi. Makin banyak mukhi, makin mahal pula harganya? Bisa jadi. Hari Budiman yang sudah hampir 5 tahun berkecimpung dalam bisnis ini menjelaskan, biji Jenistri yang memiliki 21 mukhi akan diberi harga istimewa, karena jumlah ini sangat langka ditemukan. Jadi jangan heran kalau ada gelang atau tasbih Jenistri yang dijual seharga ratusan ribu.

Nah, yang juga perlu diketahui. Kebumen merupakan pemasok terbesar biji Jenitri di Indonesia. Dan Indonesia merupakan pengekspor terbesar di dunia, diikuti oleh India dan Nepal. Wah, bangga ya.

HATI-HATI BARANG TIRUAN
Saat berkunjung di Kebumen, saya membeli beberapa gelang jenitri untuk seorang teman. Namun saya baru tahu bahwa perhiasana semacam ini banyak pula tiruannya. Wah, malu dong kalau mengoleh-olehi barang tiruan pada. Beruntung Hari Budiman, memberi tahu dua pilihan cara untuk mengetahui apakah gelang yang saya beli berasal dari biji Jenitri asli atau bukan.

Cara pertama adalah dengan membakar biji Jenitri. Kalau ia kemudian terbakar menghitam, artinya asli, sementara kalau meleleh artinya tiruan. Cara kedua adalah dengan merendamnya di dalam air. Bila warna berubah menjadi gelap berarti asli.

Saya yakin gelang Jenitri yang saya beli asli. Tapi agar lebih yakin, saya memilih cara kedua. Dengan pertimbangan, tak mungkin saya memberikan oleh-oleh berupa gelang Jenitri gosong kan?

Cara kedua tidak repot, kok. Cukup rendam gelang dalam gelas berisi air bening. Langsung terlihat butiran Jenitri berubah warna menjadi cokelat tua. Ditambah pula ada bulir-bulir udara. Pertanda biji Jenitri itu benar-benar asli, karena memiliki pori-pori. Hai, temanku! Tunggu oleh-oleh yang kubawakan untukmu yaaaa…. █

Foto: Dok. Negeri Kita Sendiri, Dok. Hari Budiman
Sumber: www.kalungkesehatanjenitri.blogspot.com

--------------------------------------------------

Perjalanan bersama para blogger, vlogger, instagramer, dan fotografer ini terlaksana atas undangan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Foto-foto juga diposting di twitter dan instagram dengan hashtag #PesonaKebumen #PesonaIndonesia


Comments (2)

Topic:
Sort
0/5 (0)
Facebookdel.icio.usStumbleUponDiggGoogle+Twitter
Gravatar
Adipati Julian says...
Waaa kereen ya ternyata biji Jenitri/Rudrakhsa ini. Terima kasih infonya Mba Terry.

Teman yang dimaksud itu saya bukan ya? GR hahaha.
Gravatar
Terry Endropoetro says...
Sudah punya beluuuuum? Laugh

Add Comment

* Required information
(never displayed)
 
Bold Italic Underline Strike Superscript Subscript Code PHP Quote Line Bullet Numeric Link Email Image Video
 
Smile Sad Huh Laugh Mad Tongue Crying Grin Wink Scared Cool Sleep Blush Unsure Shocked
 
2000
 
Notify me of new comments via email.