Home >>Blog >Seni Budaya

Terry Endropoetro's avatar

Bentangan Layar Lopi Sandeq

"Sandeq Race 2014 akan dilaksanakan 10-19 September 2014. Dari Makassar ke Mamuju." Ketika pesan singkat itu saya terima, baru beberapa jam yang lalu saya meninggalkan Mamuju, sekarang sudah tiba di Makassar untuk terbang meninggalkan Sulawesi.

Lopi sandeq adalah perahu layar suku Mandar. Bentuknya panjang langsing dan bercadik. Layarnya berbentuk segitiga mengandalkan angin untuk mnggerakkan perahu melesatkan maju. Perahu ini biasa digunakan oleh para nelayan Mandar, pelaut ulunng yang pandai membaca arah angin, berani menerjang ombak di lautan, mengejar kawanan ikan terbang dan tuna.

Dibentuk dari satu pohon kanduruang mamea makanya lebar perahu tak lebih dari dari 1 meter dengn panjang antara 6-16 meter. Menghormati dan hidup selaras dengan alam merupakan filosofi yang dipegang kuat untuk membuat sebuah sandeq. Prosesi ritual dilakukan mulai dari pencarian pohon, penebangan, sampai saatnya panrita lopi ‐punggawa pembuat sandeq‐ melarungkannya ke laut.

Sementara perahu lainnya 'berjalan', perahu Sandeq bisa langsung 'berlari' saat layarnya dibentang, begitu menurut peneliti sandeq Mandar, Muhammad Ridwan Alimuddin. Sementara Horst H Liebner, peneliti sandeq asal Jerman menilai, sandeq adalah perahu tradisional terkuat dan tercepat di Austronesia.

Tahun ini lagi-lagi bukan peruntungan saya menyaksikan langsung 25 lopi sandeq bertarung. Melewati Makassar, Barru, Ujung Lero, Pare-Pare, Polewali, Majene, Sendana, sampai Mamuju. Melintas ratusan kilometer dari Sulawesi Selatan ke Sulawesi Barat. Beruntung teman-teman Mandar berbaik hati mengirimkan foto-foto melalui twitter. Foto-foto passandeq bertarung gagah dengan ganasnya ombak di tengah laut pun saya nikmati dari hasil besutan Muhammad Ridwan Alimuddin di akun facebook Sandeq Race Forum.
Andai rezeki baik, mungkin tahun depan saya bisa menyaksikan langsung perahu-perahu ini membentangkan layar. Menghiasi laut, bukan dengan warna putih yang seragam, melainkan dengan warna-warni khas suku Mandar.


Comments (2)

Topic:
Sort
0/5 (0)
Facebookdel.icio.usStumbleUponDiggGoogle+Twitter
Gravatar
terry endropoetro says...
Iya mbak. Sudah beruntung, kita tahu ada acara ini. Jadi terbuka mata kita bahwa budaya Indonesia juga mencakup lautan luas
Gravatar
sakinah saharuna says...
bukan rezeki... saya tidak bisa menyaksikan langsung.. tapi lihat fotonya saja sudah senang..

Add Comment

* Required information
(never displayed)
 
Bold Italic Underline Strike Superscript Subscript Code PHP Quote Line Bullet Numeric Link Email Image Video
 
Smile Sad Huh Laugh Mad Tongue Crying Grin Wink Scared Cool Sleep Blush Unsure Shocked
 
2000
 
Notify me of new comments via email.