Home >>Blog >Rumah Ibadah

Terry Endropoetro's avatar

Tradisi Berbuka Puasa yang Kekinian

Pengalaman baru didapat dalam perjalanan bulan Ramadhan, di Kalimantan Selantan. Berbuka puasa di dua masjid, satu tradisi dengan dua cara yang berbeda.

SAJIAN TRADISIONAL
Masjid Shiratal Mustaqim, Tabalong

Terletak di tengah kota, masjid jami' masyarakat Tabalong ini hanya bisa saya foto bagian kubahnya. Selebihnya tertutup oleh tenda-tenda untuk acara berbuka puasa. Masjid ini memiliki pintu-pintu yang berderet, terbuka lebar. Pintu di sisi samping masjid diperuntukkan bagi jamaah lelaki, sedangkan jamaah wanita biasa masuk dari pintu di belakang masjid, tak jauh dari tempat berwudlu.

Di bagian belakang masjid ada sebuah pintu untuk naik ke lantai atas. Pegangan tangganya berupa papan kayu ulin, yang berukir ornamen dedaunan. Jendela-jendela melengkung sengaja dibuat tanpa kaca. Ceruk kubah tampak indah berhias garis geometris bersaling-silang di langit-langit. Sebuah lampu berbentuk mangkuk-mangkuk digantung di tengahnya.

Lantai atas masjid berbentuk balkon, dipagari kayu berukir berwarna kuning sebagai pembatas. Dari pinggir pagar saya bisa melihat lantai dasar masjid yang beralas karpet merah. Tampak lembaran taplak plastik panjang digelar memanjang. Piring-piring hidangan berbuka puasa, sudah dijajarkan rapi di atasnya. Sementara di dekat mimbar, taplak-taplak putih bundar disusun berjajar. Khusus diperuntukkan bagi para ulama, pejabat, dan tamu undangan.

Kegiatan berbuka puasa memang berpusat di lantai dasar. Jamaah yang datang adalah masyarakat sekitar dari berbagai usia. Beberapa orang yang bertugas membagikan hidangan berbuka sibuk beredar melayani jamaah yang baru datang. Mereka membawa piring-piring hidangan tanpa menggunakan baki, melainkan semacam kerangka bertingkat yang terbuat dari batangan besi tipis. Sekali angkut 5-6 piring pun bisa sekaligus dibagikan tanpa menumpahkan isinya.

Di pisahkan pembatas, para jamaah wanita duduk berjajar di bagian belakang ruangan. Anak-anak sudah duduk rapi di samping orang tua mereka, tak mendengarkan ceramah, karena yang mereka tunggu adalah kumandang adzan maghrib agar bisa cepat menyantap hidangan.

Piring kecil berisi talam banjar berwarna hijau, ketan srikaya, dan sebiji buah korma menjadi hidangan berbuka puasa. Segelas teh manis dan sebotol air mineral menjadi peluruh dahaga. Nasi putih yang disajikan dalam wadah-wadah plastik, ditambahkan ke piring yang sudah berisi lauk sepotong ayam semur dan potongan kentang. Mangkuk-mangkuk kecil berisi air tersedia untuk membasuh tangan sebelum dan sesudah makan, karena sebagian besar jamaah lebih menikmati menyantap hidangan menggunakan tangan, bukan dengan sendok yang sudah disediakan.

Kurang dari setengah jam, satu persatu jamaah mulai beranjak berdiri dan keluar ruangan. Yang tadi bertugas membagikan hidangan, kini bergerak cepat membereskan piring-piring. Satu persatu taplak plastik digulung, karpet dibersihkan dari sisa-sisa makanan yang tercecer, karena seluruh ruangan di dalam masjid akan segera dipakai untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah.

BERBUKA ALA KEKINIAN
Masjid Al Akbar, Balangan.

Masjid yang merupakan sumbangan PT Adaro Energy ini menjulang megah di atas bukit. Tangga dan terasnya dilapisi keramik. Pintu-pintu besar ada di ketiga sisi bangunan masjid. Bangunan dua tingkat ini memiliki langit-langit yang sangat tinggi. Di tengah ruangan tergantung sebuah lampu kristal. Kaligrafi dari tatahan kuningan menghias pintu mihrab tempat imam memimpin sholat.

Para jamaah yang hadir sudah duduk bersila di atas karpet tebal dan lembut yang melapisi lantai masjid dari ujung ke ujung. Jamaah pria duduk di sisi kanan ruangan, jamaah wanita di sisi kiri, sebagian lagi di lantai atas.

Lantai atas masjid tak kalah megahnya. Beralaskan karpet tebal, dindingnya berhias kaligrafi yang terbuat dari kuningan dan dikombinasikan dengan kayu. Pembatas shaf pun berhias ornamen dari lempengan kuningan. Melalui pagar yang terbuat dari kaca, jamaah di atas bisa melihat ke bawah. Melihat luasnya, pantas saja bila masjid ini mampu menampung 5.000 jamaah.

Beberapa petugas membagikan makanan berbuka puasa yang sudah dikemas dalam kotak, bukan piring, agar lebih praktis. Sebuah kotak kecil berisi tiga buah korma dengan kue talam, risoles, kacang, dan segelas air minueral. Kotak lainnya berisi kroket, kue dengan vla, dan minuman kotak.

Banyaknya pihak yang menyumbangkan hidangan berbuka puasa sore itu, membuat para jamaah bisa saling bertukar kotak hidangan yang sudah mereka dapat dengan kotak hidangan jamaah lain. Kotak besar berisi ikan bakar, sambal dan lalapan ditukar dengan kotak berisi nasi Padang komplet atau ayam goreng dan lalapan. Alasannya hanya karena ingin mendapatkan hidangan sesuai selera. Hal yang nampaknya sepele, namun bisa mempererat tali silaturahim yang akan terus memperkaya tradisi. █

──────────────────

Perjalanan bersama rombongan blogger pada 22-24 Juni 2016 ke Tabalong dan Balangan, Kalimantan Selatan ini terlaksana atas undangan PT. Andaro Energy. Foto-foto juga diposting di twitter dan instagram dengan hastag #AdaroSiteVisit


Comments (2)

Topic:
Sort
0/5 (0)
Facebookdel.icio.usStumbleUponDiggGoogle+Twitter
Gravatar
Nita Sellya says...
Makanannya banyak amaaaat
Gravatar
terry endropetro says...
Sumpah mbak, kalo dikumpulin mungkin bisa dapet 6 kotak yang beda isinya hihihihi

Add Comment

* Required information
(never displayed)
 
Bold Italic Underline Strike Superscript Subscript Code PHP Quote Line Bullet Numeric Link Email Image Video
 
Smile Sad Huh Laugh Mad Tongue Crying Grin Wink Scared Cool Sleep Blush Unsure Shocked
 
2000
 
Notify me of new comments via email.