Home >>Blog >Jalan-jalan

Terry Endropoetro's avatar

Mengingat Pahlawan di Malam Hari

Ini terjadi ketika saya 'diculik' dari hotel beberapa jam sebelum tengah malam oleh seorang teman. Bukan untuk berwisata kuliner malam hari, tapi pergi ke kantor Walikota Batu, Jawa Timur.

"Aku tahu, kamu pasti senang melihat ini," kata Indah Puspita Sari sambil menemani saya menuju pendopo. Jelas saya bingung dengan ajakannya, terlebih dengan tempat yang dituju.

Layaknya dalam arsitektur Jawa, pendopo kantor walikota ini merupakan bangunan terbuka dengan 18 kayu penyangga atap. Pendopo ini berfungsi sebagai tempat berkumpul para tamu saat digelar sebuah acara. Ternyata saya sengaja diajak ke sini pada malam hari, karena suasananya tampaknya memang lebih ketimbang didatangi pada siang hari.

Sebuah lampu gantung menyala di tengah ruangan, dikeliling empat tiang uatama yang bagian bawahnya berhias ukiran berbentuk tumpal dan diperindah dengan tata cahaya. Seluruh langit-langit ditutupi kain berwarna merah putih, entah memang selalu begitu atau sisa merayakan Hari Kemerdekaan. Di ujung ruang pendopo, diletakkan dinding kayu bercat hitam. Di bagian kanan dan kiri terpasang foto Presiden RI ke-7 Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kala. Sementara Garuda sebagai lambang negara terpasang gagah di tengah.

Pada dinding kayu bercat hitam tersebut tertera tulisan "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya." Di bawahnya tersusun 18 lempengan berwarna perak. Di setiap lempengan ada gambar wajah-wajah pahlawan, lengkap dengan nama, tahun lahir, dan tahun wafat. Siapa saja mereka?

Deretan atas, dari kiri ke kanan:

  1. Soekarno (1901 ‐ 1970)
  2. Mohammad Hatta (1902 ‐ 1980)
  3. Sultan Hasanuddin (1631 ‐ 1670)
  4. K.H. Ahmad Dahlan (1863 ‐ 1928)
  5. Sisingamangaraja (1845 ‐ 1907)
  6. Pangeran Diponegoro (1785 ‐ 1855)
  7. Teungku Cik Ditiro (1836 ‐ 1891)
  8. Tuanku Imam Bonjol (1772 ‐ 1864)
  9. Untung Suropati (1660 ‐ 1706)

  10. Deretan bawah, dari kiri ke kanan:
  11. Cut Nyak Dhien (1850 ‐ 1908)
  12. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amarullah (1908 ‐ 1981)
  13. Laksamana LE. Martadinata (1921 ‐ 1966)
  14. Soetomo (1920 ‐ 1981)
  15. KH. Hasyim Asyari (1875 ‐ 1947)
  16. Pattimura (1783 ‐ 1817)
  17. Gadjah Mada (1290 ‐ 1364)
  18. Jenderal Soedirman (1916 ‐ 1950)
  19. Ki Hadjar Dewantara (1922 ‐ 1959)
Menarik! Semoga tampilan indah ini tak sekadar pajangan, tapi bisa menjadi pengingat betapa besar jasa para pahlawan sebagai pejuang bangsa dalam kemerdekaan Indonesia.


Comments

No comments yet.

Add Comment

* Required information
(never displayed)
 
Bold Italic Underline Strike Superscript Subscript Code PHP Quote Line Bullet Numeric Link Email Image Video
 
Smile Sad Huh Laugh Mad Tongue Crying Grin Wink Scared Cool Sleep Blush Unsure Shocked
 
2000
 
Notify me of new comments via email.